perbatasan antara Nepal dan Tibet
Selamat datang di blog saya yang sederhana ini.
"Jadilah seorang counter-culture with a big heart, yang bertanggung jawab, respect terhadap keluarga, lingkungan dan bumi pertiwi" - mungkin inilah kata kata yang harus direnungkan dari diri anda sendiri dan buatlah diri anda menghakimi diri anda sendiri.
Terlalu sering bergaul dgn kaum mapan bisa menumpulkan nurani dan nyali seorang seniman. Sudah banyak buktinya. Menyedihkan. Awal mula jadi seniman jiwanya rebel, mengidamkan perubahan dan muak akan gaya hidup palsu a la kaum mapan. Setelah mulai terkenal dan karya seninya menghasilkan, ia pun mulai bergaul dgn kaum mapan agar terlihat 'naik kelas'. Tanpa ia sadari gaya hdupnya berubah dan lama-lama... akhirnya ia menjadi bagian dari "mereka" - orang-orang yg idealismenya berseberangan dengan apa yg sejak awal ia perjuangkan. Modal utama menjadi seniman itu bukan teman-teman mapan maupun status sosial yg tinggi, tapi nurani dan nyali. Nurani utk berkarya dgn jujur, dan nyali yg dibutuhkan saat karyanya membuatnya dimusuhi/dijauhi. Bagaimana seorang seniman bisa tetap bernurani/bernyali jika setiap hari otaknya dijejali cara-cara menikmati hidup dengan "aman, nyaman serta menghasilkan" oleh kaum-kaum mapan tersebut?